Info Sukabumi

Aksi Konvergensi #2, Rencana Kegiatan dalam Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Sukabumi

Radio Elmitra News – Pemkab Sukabumi melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Sukabumi melaksanakan Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), dan Mitra Kerja, bertempat di Hotel Pangrango Sukabumi, Selasa (28/05/2024).

Rapat Koordinasi Aki Konversi #2 (Rencana Kerja) Percepatan Penurunan Stunting dipimpin oleh Kepala DPPKB Kabupaten Sukabumi Uus Firdaus, didampingi Sekretaris Dinas Kesehatan Andi Rahman, dan Kepala Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Pembangunan Manusia pada Bappelitbangda Kabupaten Sukabumi Agus Surya Manggala, serta diikuti 24 perangkat daerah di lingkungan Pemkab Sukabumi merupakan pejabat yang menangani program dan perencanaan, serta operator dalam pelaporan Web Aksi Bangda Kemendagri.

Dalam laporannya, Kabid KS dan Advokasi DPPKB Kabupaten Sukabumi sekaligus Ketua Panitia Yeni Astriyani mengatakan pelaksanaan Rakor Aksi Konvergensi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para pemangku kepentingan mengenai peran masing-masing perangkat dalam pelaksanaan Aksi Integrasi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Sukabumi.

“Selain itu untuk menganalisa situasi masalah stunting di kabupaten Sukabumi berdasarkan data keluarga beresiko stunting dan angka stunting per desa serta data capaian 20 cakupan layanan esensial percepatan penurunan stunting,” ungkapnya.  

“Dan juga menentukan calon desa lokus percepatan penurunan stunting tahun 2024,” pungkasnya.

indihome sukabumi

Adapun materi dan agenda rakor meliputi, pemetaan kegiatan percepatan penurunan stunting, penginputan aksi #2 dalam web aksi bangda kemendagri, pembahasan desa lokus percepatan penurunan stunting tahun 2024, dan dukungan desa dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Sementara itu, Kepala DPPKB Kabupaten Sukabumi Uus Firdaus menjelaskan angka stunting kabupaten Sukabumi pada tahun 2023 menurut SKI sebesar 27%, ada penurunan dari tahun 2022 sebesar 0,5%, sementara menurut bulan penimbangan balita pada tahun 2023 sebesar 7,9%.

“Meskipun terdapat perbedaan data yang sangat mencolok, tetapi kita harus sepakati bahwa saat ini ada permasalahan penting dan strategis yang harus kita hadapi secara serius dan bersama-sama, yaitu STUNTING,” bebernya.

“Hari ini kita melaksanakan rakor aksi konvergensi kegiatan percepatan penurunan stunting pada tahun 2024 di kabupaten Sukabumi dengan pembahasan aksi #2 (rencana kerja). Kita membuka kerjasama yang sudah kita lakukan dalam setahun terakhir dengan harapan mendapatkan hasil terbaik atas upaya maksimal yang sudah kita lakukan,” imbuhnya.

Uus juga mengungkapkan konsep pencegahan stunting dengan menghindari 4T (Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat, Terlalu Banyak).

“Konsep 4T yaitu : 1) terlalu muda, pasangan tidak berumur <20 tahun. 2) terlalu tua, mengurangi resiko kehamilan sebaiknya usia ibu < 35 tahun. 3) terlalu dekat, pengaturan jarak kehamilan minimal 2 tahun. 4) terlalu sering/ banyak, banyak memiliki anak diperlukan pengaturan melalui program Keluarga Berencana,” ucapnya.

“Maka 4 sasaran ini akan kita fokuskan di wilayah Keluarga Berencana, konsep 4T ternyata adanya di hulu, kita lebih ke pencegahan, strategi-strategi itu yang terus konsisten kita lakukan dengan sendirinya kalau terus kita konsisten akukan angka stunting bisa turun,” ujarnya.

Uus mengajak kepada seluruh TPPS dan mitra dapat bekerja sesuai dengan tupoksi, sesuai dengan sasaran yang menyebabkan terjadinya stunting pencegahan akan dioptimalkan.

“Fokus di situ, semua stakeholder konsisten di situ, Insya Allah pencegahannya kita optimalkan,” imbuhnya.

“Sebab dengan pencegahan, sesuai informasi dan hasil evaluasi dari Kementerian Kesehatan ternyata pencegahan itu efektivitasnya 80%, ketimbang penyembuhan itu hanya 20% keberhasilannya,” pungkasnya.

Related Articles

Back to top button