Ustadz Peduli AIDS dukung Program KPA Kabupaten Sukabumi untuk tuntaskan test Ibu Hamil
Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Sukabumi gencar melaksanakan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS terhadap berbagai elemen masyarakat dan relawan diantaranya Warga Peduli Aids (WPA), Ustadz Peduli Aids (UPA), dan relawan lainnya.
Adapun sosialisasi pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS untuk Ustadz Peduli Aids (UPA) dilaksanakan di Kadudampit Sukabumi, Kamis (13/07/2023).
Kepala Sekretariat KPA Kabupaten Sukabumi Dadang Sucipta mengatakan sesuai arahan dari Bupati Sukabumi Marwan Hamami yang juga Ketua KPA, diharapkan Ustadz Peduli AIDS harus lebih aktif dalam mensosialisasikan dan mengedukasi siswa di madrasah, santri di pesantren dan majelis-majelis taklim di Kabupaten Sukabumi.
“untuk tahu dan paham tentang bahaya hiv-aids, dan bagaimana mencegah hiv-aids bagi siswa, santri dan mustami,” ucapnya
“peran UPA sangat besar, kebanyakan punya majelis, sekolah dan pesantren, dan mereka terus sosialisasi jadi dalam setiap kegiatan pengajian anggota UPA pasti membahas tentang hiv-aids,” ujarnya.
Dadang Sucipta mengungkapkan saat ini pandemi HIV-AIDS di Indonesia memasuki gelombang ke-4, setelah gelombang pertama dimulai tahun 1984 yang menyerang para pengguna narkoba suntik.
“gelombang kedua, nah dari situ sudah mulai menyerang komunitas lain, menyerang komunitas waria, gay dan wps,” bebernya.
“nah gelombang ketiga sudah terjadi banyak, sudah menyerang ibu rumah tangga, komunitas ibu rumah tangga yang tidak berdosa,” terangnya
Dadang menyebut untuk Gelombang ke-4, sekarang sudah menyerang ibu hamil, bayi dan balita. Karena itu strategi pencegahan dan penanggulangannya, yaitu setiap ibu hamil harus ditest HIV, Sifilis dan Hepatitis.
“pokoknya setiap ibu hamil harus ditest agar bayinya bisa diselamatkan dengan program PPIA (Pencegahan, Penularan dari Ibu ke Anak),” jelasnya.
“ibu hamil yang di test sudah lebih dari 56% sd semester pertama tahun 2023, masif sekarang karena alatnya disediakan Dinas Kesehatan full 50 ribu, jadi berapapun ibu hamil alat testnya ada,” tegasnya.
Sementara Ketua UPA Kabupaten Sukabumi Ustadz Timan Sutiman menambahkan kegiatan ini juga digunakan sebagai wadah Konsolidasi Penguatan Struktur UPA di 47 Kecamatan.
“alhamdulillah, hari ini sudah ada kesepakatan dan komitmen bersama wakil-wakil dari kecamatan, akan berupaya untuk membentuk UPA di tingkat kecamatan bahkan ke tingkat desa,” ungkapnya.
Ustadz Timan Sutiman menyampaikan sesuai tugas relawan di UPA untuk memberikan penyuluhan dalam perspektif islam, maka materi-materi di acara penyuluhan atau pembinaan majelis taklim dan pertemuan jamaah di masjid Kecamatan diselipkan materi-materi terkait pencegahan dan penanggulangan hiv-aids terutama memberikan penyadaran.
“karena memang komunitas sasaran dakwah UPA, pasti juga ada komunitas ibu hamil maka kami UPA mendorong supaya ibu hamil bisa melaksanakan pemeriksaan di posyandu dan juga melakukan konseling di nakes di bidan desa,” tandasnya.
Kegiatan sosialisasi ini, mendapat kunjungandan Perhatian dari Yayasan Kalandara Semarang.
Ketua Yayasan Kalandara Yakub Husriptono menyebut secara umum program penanggulangan HIV-AIDS di Kabupaten Sukabumi sudah cukup bagus. Sinegitas antara KPA, Dinas Kesehatan, NGO, Komunitas dan pihak-pihak terkait untuk pelaksanaan pencegahan HIV-AIDS terjalin dengan baik.
“hari ini kami lihat betul, nyata dan jelas, bahwa bagian dari sebuah kontribusi yang dilakukan oleh KPA Kabupaten Sukabumi, bagaimana mendorong para ustadz dan ustadzah untuk peduli,” tambahnya.
“selain ustadz peduli aids, media peduli aids, dll, jadi semua komponen dilibatkan dan ini tanggungjawab bersama bukan tanggungjawab individu atau kelompok-kelompok tertentu,” pungkasnya.