Pesta Rakyat Desa Sukajaya ke-41 Tahun, Semangat Gotong Royong Menuju Desa Maju dan Berdaya

Elmitra News – Dalam rangka memperingati Milangkala (hari jadi) ke-41, Desa Sukajaya, Kabupaten Sukabumi, menggelar rangkaian acara meriah selama tiga hari berturut turut. Perayaan ini tidak hanya menjadi momen hiburan, tetapi juga ajang penguatan nilai kebersamaan, budaya, dan potensi lokal. (5 Juli 2025)
Berbagai kegiatan sosial, seni, budaya, hingga keagamaan turut mewarnai peringatan tersebut. Festival yang mengusung tema “Pesta Rakyat” ini menjadi ruang ekspresi dan silaturahmi seluruh lapisan masyarakat, dari warga biasa hingga tokoh pemerintahan.
Turut hadir dalam acara tersebut Bupati Sukabumi H. Asep Jafar didampingi oleh para perangkat daerah serta Forkopincam, para kepala desa serta tokoh masyarakat dan pelaku usaha.
Dalam kesempatan itu , Bupati Sukabumi H. Asep Jafar mengungkapkan apresiasinya atas kemajuan Desa Sukajaya yang telah menunjukkan perkembangan signifikan dalam berbagai aspek.


“Alhamdulillah, peringatan Hari Jadi ke-41 Desa Sukajaya ini sangat luar biasa. Potensi masyarakat dan partisipasi mereka sangat kuat. Saya optimis Sukajaya akan terus berkembang, apalagi sekarang telah terbentuk Desa Sukamakmur. Ini adalah peluang besar, terlebih desa ini berbatasan langsung dengan kota,” ujar Bupati.
Ia juga menekankan pentingnya pengembangan potensi lokal, seperti pertanian, budaya, dan pariwisata. Bupati juga mendorong keterlibatan para pengusaha dalam pembangunan desa.
“Desa seperti Sukajaya harus bisa menjadi contoh. Apalagi sering dikunjungi kementerian, ini harus jadi pemicu untuk terus berkembang. Saya ingin semua desa di Kabupaten Sukabumi punya potensi unggulan masing-masing, baik wisata, budaya, atau ekonomi,” tambahnya
Kepala Desa Sukajaya, Deden Gunaefi, menyebut bahwa Milangkala ini bukan sekadar seremoni, melainkan hajatan seluruh masyarakat
“Ini bukan hajat pribadi saya sebagai kepala desa, tapi hajat masyarakat. Lewat Festival Pesta Rakyat ini, kami ingin mengajak warga lebih dekat dengan desa, mereka menjadi tahu apa itu pelayanan publik, kantor desa, hingga papan informasi,” ucap Deden.


Festival tersebut menghadirkan beragam hiburan seperti pertunjukan seni tari, musik, pencak silat, serta Festival rakyat . Salah satu tradisi khas yang turut digelar adalah makan liwet bareng bersama masyarakat serta “ngarak buras dan bedug”, yang sarat makna filosofis.
“Buras itu simbol kesederhanaan namun bisa membuat kenyang (wareug), sedangkan bedug yang diarak adalah simbol ajakan ibadah dan kebangkitan spiritual masyarakat,” jelasnya.
Deden juga menyampaikan harapannya di usia ke-41 ini, masyarakat Desa Sukajaya semakin rahayu (sejahtera) dan balageur (berakhlak baik), serta sadar akan pentingnya hukum, kesehatan, lingkungan, dan gotong royong
“Desa tidak akan pernah maju jika hanya kepala desa yang berjuang. Kemajuan itu harus dilakukan bersama-sama, masyarakat harus kompak, sesuai arahan Presiden, Gubernur, dan Bupati,” tutupnya.
