Forum Aspirasi Terbuka, Pemerintah Kota Sukabumi Gelar Ngopy Edisi 2

Elmitra News – Pemerintah Kota Sukabumi kembali menggelar Ngopy (Ngobrol Happy) Bersama Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi Edisi 2 sebagai ruang diskusi terbuka dan konstruktif untuk menjaring aspirasi masyarakat.
Acara berlangsung pada Kamis (04/09/2025) petang di Ruang Pertemuan Sekretariat Daerah Kota Sukabumi dengan menghadirkan berbagai elemen masyarakat.
Forum ini diikuti organisasi kemasyarakatan (ormas), lembaga swadaya masyarakat (LSM), perwakilan mahasiswa, dan seluruh unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Sukabumi.
Moderator Dedi Suryadi memandu jalannya kegiatan dengan tajuk “Sukabumi Kini dan Nanti.” Forum ini menegaskan komitmen pemerintah membuka ruang kritik dan masukan publik sebagai bagian dari proses pembangunan kota.
Forum berlangsung santai namun serius. Kehadiran unsur organisasi kemasyarakatan, mahasiswa, dan SKPD menciptakan dinamika diskusi kaya perspektif.

Kegiatan ini menjadi tindak lanjut dari edisi perdana Ngoppy. Tujuan utama forum adalah membangun komunikasi dua arah, mendengar aspirasi berbagai lapisan masyarakat, menjelaskan arah kebijakan pemerintah secara transparan, serta memperkuat peran Kota Sukabumi sebagai kota inklusif.
Menanggapi berbagai masukan, Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki menegaskan komitmennya membangun pemerintahan bersih dan profesional.
Wali Kota Zaki memaparkan capaian PAD hingga September 2025 yang mencapai Rp90 miliar. Menurutnya, kebijakan perpajakan lebih pada normalisasi, bukan kenaikan pajak.
“Kita hanya menormalkan pajak yang dulu tidak dibayar menjadi dibayar. Tidak ada kenaikan pajak yang memberatkan masyarakat,” tegasnya.
Ayep Zaki juga mengungkapkan rencana pembenahan BUMD agar memiliki portofolio bisnis dan strategi matang.
“BUMD harus punya strategi bisnis jelas. Keuntungan 100 persen harus kembali ke masyarakat,” ujarnya.
Dirinya menegaskan komitmen anti-KKN, bahwa tidak ada titipan jabatan atau proyek dalam seleksi pimpinan BUMD.
Forum menghasilkan beberapa kesimpulan utama, antara lain keterbukaan pemerintah sebagai sarana kritik publik, sorotan pada isu kenaikan PAD, pengelolaan aset, kebijakan pajak, dan transparansi anggaran.
Selain itu, reformasi birokrasi dengan seleksi jabatan profesional tanpa KKN menjadi fokus. Organisasi masyarakat dan mahasiswa siap menjadi mitra kritis, sementara Pemkot berkomitmen menindaklanjuti masukan terkait pengelolaan sampah, komunikasi publik, dan harmonisasi regulasi.




Ngobrol Happy Edisi 2 menegaskan tekad Kota Sukabumi menjadi kota terbuka, partisipatif, dan berdaya saing. Dialog selama hampir dua jam ini membuktikan kritik publik dapat menjadi energi positif bagi pembangunan Kota Sukabumi. (darwan)
sumber : kdp kota sukabumi