Coffee Morning bareng Stakeholder Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kolaborasi wujudkan Pariwisata Berkelanjutan di Kabupaten Sukabumi
Radio Elmitra News – Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sukabumi gelar Coffee Morning bersama Stakeholder Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada Senin (27/05/2024).
Kegiatan yang dilaksanakan di Caldera Adventure Cikidang, diikuti oleh 35 peserta terdiri dari stakeholder pariwisata dan para penggiat ekonomi kreatif.
Coffe Morning yang mengusung tema “dengan silaturahmi memperkuat sinegitas dan kolaborasi dalam mewujudkan pengembangan pariwisata berkelanjutan”, dibuka Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi Jujun Juaeni.
Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi Jujun Juaeni mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh Bidang SDM dan Ekonomi Kreatif.
“Ini sebuah pertemuan yang kondusif antara dinas pariwisata dengan stakeholder keparwisataan,” ucapnya.
“Maksud dan tujuannya diadakan pertemuan ini, untuk menyamakan persepsi bagaimana membangun kepariwisataan di kabupaten Sukabumi, peran pemerintahnya seperti apa, peran stakeholdernya seperti apa, sehingga semua bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan dan kita cita-citakan,” ujarnya.
“Kedepannya tentu akan ada akselerasi-akselerasi atau percepatan pembangunan kepariwisataan, karena kepariwisataan itu bukan hanya berbicara tentang membangun objek wisata, tetapi juga membangun mindset kepariwisataan masyarakat, baik yang berhubungan langsung dengan usaha kepariwisataan, maupun yang tidak berhubungan langsung dengan kepariwisataan, tetapi mereka menjadi lintasan tempat wisata,” ungkap Jujun.
Menanggapi masukan dan permasalahan terkait pengembangan pariwisata dari para peserta pada saat sesi diskusi, Jujun menegaskan Dinas Pariwisata menanggapi serius dan segera mencari solusi sehingga kepariwisataan di kabupaten Sukabumi menjadi lebih baik.
“Semuanya akan kita selesaikan, karena apa yang memang disampaikan oleh teman-teman stakeholder pariwisata dan ekonomi kreatif itu sesuatu yang benar dan menarik, dan kalau kami laksanakan, Pemda laksanakan itu akan membuat dunia kepariwisataan di kabupaten Sukabumi lebih tertata lagi,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang SDM dan Ekonomi Kreatif Dispar Kabupaten Sukabumi, Ujang Soleh Suryaman menjelaskan dalam tahun ini program Coffee Morning akan dilakukan kurang lebih 5 kali pertemuan, untuk kegiatan Coffee Morning yang pertama ini, pihaknya sudah mencatat berbagai informasi dan masukan dari berbagai stakeholder.
“Maka untuk pertemuan berikutnya, kita akan memilih beberapa kegiatan prioritas yang menjadi hal penting yang segera harus dilakukan, diantaranya bagaimana dari sisi peraturan, bagaimana pendataan yang selama ini memang menjadi hal yang sangat diperlukan yang kita belum punya data yang begitu akurat untuk dipakai dasar kegiatan selanjutnya,” bebernya.
“kita melibatkan hampir 35 stakeholder kepariwisataan, diantaranya PHRI, HPI, CPUGGP, kemudian stakeholder lainnya, termasuk mereka yang bekerja sebagai pelaku ekonomi kreatif di kabupaten Sukabumi yang kita undang juga pada hari ini,” imbuhnya.
Ujang Soleh juga menambahkan dalam sesi diskusi ditemukan beberapa permasalahan kepariwisataan yang disoroti oleh para peserta yang merupakan hal penting untuk segera di cari solusinya.
“Itu memang hal penting yang mengingatkan kita untuk segera dilakukan solusinya, makanya di pertemuan ini tidak hanya kritik maupun saran yang sifatnya membangun tapi juga bagaimana solusi yang harus kita laksanakan secara bersama-sama,” tegasnya.
Ujang Soleh mengingatkan bahwa kabupaten Sukabumi akan menjadi tuan tumah dalam perhelatan akbar Healthy Cities Summit (HCS) yang akan digelar bulan Juli 2024 mendatang.
“Selain itu untuk menindaklanjuti atau mempersiapkan kegiatan besar di kabupaten Sukabumi terkait dengan HCS yang sangat melibatkan dunia pariwisata,” jelasnya.
Ujang Soleh menyebut di pertemuan Coffee Morning kedua nanti akan fokus dalam persiapan pelaksanaan HCS, jadi di bulan depan sebelum kegiatan HCS, pihaknya sudah melakukan pertemuan kembali.
“Jadi nanti di pertemuan berikutnya ada beberapa hal penting, yang pertama ada HCS, kemudian pendataan, dan juga terkait peraturan-peraturan agar langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan acuan regulasi pemerintah melalui peraturan yang dikeluarkan oleh pak Bupati,” pungkasnya.